Al Hasan Al
Bashri rahimahullah, imam besar Tabi'in didatangi oleh seorang budak. Hari itu
sudah memasuki bulan berkah Ramadhan. Budak itu meminta kepada Al Hasan
di masjid untuk ceramah tentang keutamaan membebaskan budak di Bulan Ramadhan.
Al Hasan diam...
Al Hasan diam...
Hari kedua,
budak itu datang lagi dan meminta hal yg sama kepada Al Hasan.
Al Hasan pun masih diam...
Al Hasan pun masih diam...
Hari
ketiga, budak itu datang lagi dan meminta hal yg sama kepada Al Hasan.
Al Hasan tetap diam...
Al Hasan tetap diam...
Dan
Ramadhan pun berlalu, tidak sekali pun Al Hasan bicara tentang keutamaan
membebaskan budak di Bulan berkah itu.
Setahun
berlalu....
Ramadhan datang menyapa kembali.
Malam tarawih pertama, Al Hasan ceramah tentang keutamaan membebaskan budak di Bulan Ramadhan.
Ramadhan datang menyapa kembali.
Malam tarawih pertama, Al Hasan ceramah tentang keutamaan membebaskan budak di Bulan Ramadhan.
Apa
hasilnya?
Tak ada satu pun tuan di masjid itu kecuali membebaskan budaknya.
"Imam, mengapa setahun yg lalu aku sudah memintau engkau bicara tetapi baru tahun ini engkau menyampaikannya?"
Imam Al Hasan Al Bashri menjawab: "Tahun lalu aku blm punya uang. Tahun ini aku dikarunia rizki hingga aku bisa membeli budak dan membebaskannya. Baru aku bicara."
Tak ada satu pun tuan di masjid itu kecuali membebaskan budaknya.
"Imam, mengapa setahun yg lalu aku sudah memintau engkau bicara tetapi baru tahun ini engkau menyampaikannya?"
Imam Al Hasan Al Bashri menjawab: "Tahun lalu aku blm punya uang. Tahun ini aku dikarunia rizki hingga aku bisa membeli budak dan membebaskannya. Baru aku bicara."
Dahsyatnya
keteladanan yang mengawali pengajaran...
Menunda setahun lebih baik, daripada hari ini hanya retorika belaka...
Menunda setahun lebih baik, daripada hari ini hanya retorika belaka...